Online Public Access Catalog Library UIN Sunan Ampel

  • Beranda
  • Informasi
  • Berita
  • Bantuan
  • Perpanjangan
  • Bebas Pustaka
  • Pustakawan
  • Area Anggota
  • Pilih Bahasa :
    Bahasa Arab Bahasa Bengal Bahasa Brazil Portugis Bahasa Inggris Bahasa Spanyol Bahasa Jerman Bahasa Indonesia Bahasa Jepang Bahasa Melayu Bahasa Persia Bahasa Rusia Bahasa Thailand Bahasa Turki Bahasa Urdu

Pencarian berdasarkan :

SEMUA Pengarang Subjek ISBN/ISSN Pencarian Spesifik

Pencarian terakhir:

{{tmpObj[k].text}}
No image available for this title

Artikel

Kontroversi Theosofi Jawa dalam Manuskrip Kapujanggan.

Muhammad Irfan Riyadi - Nama Orang;

Penilaian

0,0

dari 5
Penilaian anda saat ini :  

Diskursus Pemikiran tasawuf Islam dijawa mencatat bahwa dinamika theosofi Islam menemukan pertnernya saat berhadapan dengan pemikir mistis Jawa. TAsawuf Islam yang mengedepankan unsure-unsur syari’at agama disebut Tasawuf syar’i sedangkan tasawuf yang mengedepankan unsure-unsur filsafat disebut tasawuf falsafi, pola yang ke dua ini mewujud secara akulturatif dengan mistis Jawa sehingga dikenal pula dengan tasawuf sinkretik. Dalam naskah-naskah Pujangga Jawa, kedua pola pemikiran diatas selalu berdialog (berdialektika) dari waktu ke waktu; semenjak abad 15 era kwalian hingga abad 19 era pujangga Kraton Surakarta. Ragammdialektika itu terekam dalam berbagai kitab diantaranya Serat SulukSiti Jenar; Serat Dharmo Gandul, Suluk Malang Sumirang, Serat Sastra Gending, Serat Cabolek, Serat Centhini dan Suluk Saloka Jiwa. Tulisan ini bermaksud mengeksplorasi isi kontroversi antara pemikiran theosofi Islam dan Jawa dalm naskah-naskah tersebut. Untuk tujuan itu, penelitian ini menggunakan teori dialektika untuk memaparkan dialog dua pemikiran di atas dengan menempatkan para pujangga sebagai disseminator diantara kedua budaya sehingga lahirlah local widom berupa serangkaian sintesa yang unik, penjelasan tentang peran Pujangga itu akan dikemukakan dengan teori artikulasi budaya. Kesimpilan dari tulisan ini adalah bahwa sintesa yang lahir dari dialektika antara theosofi Islam dan mistik Jawa adalah paham Kejawen, dari paham itu muncul dalam keberagaman masyarakat Jawa sebuah institusi baru, yaitu kebatinan dengan budaya dan pranata tertentu yang diterapkan oleh komunitas kaum abangan yang didukung oleh budaya. Tradisi dan ruh Keraton JAwa. Pujangga memainkan peran sentral sebagai penterjemah Tasawuf Islam dalam konteks kelokalan sehingga terwujud penetrasi secara damai.


Ketersediaan

Tidak ada salinan data

Informasi Detail
Judul Seri
-
No. Panggil
J 001.4/2 Tah
Penerbit
Ponorogo : STAIN Ponorogo., 2013
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
1412-7512
Klasifikasi
001.4/2
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
Al-Tahrir, V.13, N.1, Mei. 2013. h.21
Subjek
-
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain

Lampiran Berkas
Komentar

Anda harus masuk sebelum memberikan komentar

Online Public Access Catalog Library UIN Sunan Ampel
  • Informasi
  • Layanan
  • Pustakawan
  • Area Anggota

Tentang Kami

Cari

masukkan satu atau lebih kata kunci dari judul, pengarang, atau subjek


© 2025 — Senayan Developer Community

Ditenagai oleh SLiMS
Pilih subjek yang menarik bagi Anda
  • Karya Umum
  • Filsafat
  • Agama
  • Ilmu-ilmu Sosial
  • Bahasa
  • Ilmu-ilmu Murni
  • Ilmu-ilmu Terapan
  • Kesenian, Hiburan, dan Olahraga
  • Kesusastraan
  • Geografi dan Sejarah
Icons made by Freepik from www.flaticon.com
Pencarian Spesifik